Penulis : Haritsah
A.Pengertian LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) Merupakan salah
satu jenis alat bantu pembelajaran, bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis
alat peraga pembelajaran matematika. Secara umum LKS merupakan perangkat
pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Lembar kerja siswa berupa lembaran kertas yang
berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan-pertanyaan) yang harus dijawab
oleh peserta didik. LKS ini sangat baik digunakan untuk menggalakkan
keterlibatan peserta didik dalam belajar baik dipergunakan dalam penerapan
metode terbimbing maupun untuk memberikan latihan pengembangan. Dalam proses
pembelajaran matematika, LKS bertujuan untuk menemukan konsep atau prinsip dan
aplikasi konsep atau prinsip.
LKS merupakan stimulus atau bimbingan guru
dalam pembelajaran yang akan disajikan secara tertulis sehingga dalam
penulisannya perlu memperhatikan kriteria media grafis sebagai media visual
untuk menarik perhatian peserta didik. Paling tidak LKS sebagai media kartu.
Sedangkan isi pesan LKS harus memperhatikan unsur-unsur penulisan media grafis,
hirarki materi (matematika) dan pemilihan pertanyaan-pertanyaan sebagai
stimulus yang efisien dan efektif. (Hidayah, 2007:8)
B.Tujuan Penggunaan LKS
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut.
1.Memberi pengetahuan, sikap dan
keterampilan yang perlu dimiliki oleh peserta didik.
2.Mengecek tingkat pemahaman peserta didik
terhadap materi yang telah disajikan.
3.Mengembangkan dan menerapkan materi
pelajaran yang sulit disampaikan secara lisan.
C.Manfaat Penggunaan LKS
Melalui LKS guru akan memperoleh kesempatan
untuk memancing siswa agar secara aktif terlibat dengan materi yang dibahas.
Salah satu metode yang dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hasil yang optimal
dari pemanfaatan LKS adalah dengan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question,
Read, Recite, Review atau mensurvei, membuat pertanyaan, membaca, meringkas,
dan mengulang)
ØPada kegiatan survey, siswa membaca secara
sepintas keseluruhan materi, termasuk membaca ringkasan materi jika ringkasan
diberikan.
ØPada tahap question, siswa diminta untuk
menuliskan beberapa pertanyaan yang harus mereka jawab sendiri pada saat
membaca materi yang diberikan.
ØPada tahap read, siswa dirangsang untuk
memperhatikan pengorganisasian materi, membubuhkan tanda-tanda khusus pada
materi yang diberikan. Misalnya siswa diminta membubuhkan tanda kurung pada ide
utama, menggaris bawahi rincian yang menunjang ide utama, dan menjawab
pertanyaan yang sudah disiapkan pada tahap question.
ØRecite menuntut siswa untuk menguji diri
mereka sendiri pada saat membaca dan siswa diminta untuk meringkas materi dalam
kalimat mereka sendiri.
ØReview dimaksudkan agar siswa sesegera
mungkin melihat kembali materi yang sudah selesai dipelajari sesaat setelah
selesai mempelajari materi tersebut. Dalam pengembangan LKS kita harus berusaha
memasukkan unsur-unsur SQ3R secara terintegrasi.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan
LKS dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut.
Mengaktifkan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Membantu peserta didik dalam mengembangkan
konsep.
Melatih peserta didik dalam menemukan dan
mengembangkan keterampilan proses.
Sebagai pedoman guru dan peserta didik
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Membantu peserta didik memperoleh catatan
tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan belajar.
Membantu peserta didik untuk menambah
informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara
sistematis. (Suyitno, 1997:40).
D.Langkah-langkah Menyusun LKS
Langkah-langkah menyusun LKS adalah sebagai
berikut.
1.Analisis kurikulum untuk menentukan
materi yang memerlukan bahan ajar LKS.
2.Menyusun peta kebutuhan LKS.
3.Menentukan judul-judul LKS.
4.Penulisan LKS.
i.Rumusan kompetensi dasar LKS diturunkan
dari buku pedoman khusus pengembangan silabus.
ii.Menentukan alat penilaian.
iiiMenyusun materi.
(Abadi, Hartono, Junaedi, 2005 dalam
Rahmawati, 2006:25).
Ada dua faktor yang perlu mendapat
perhatian pada saat mendesain LKS yaitu, a) tingkat kemampuan membaca, b)
pengetahuan siswa.
LKS didesain untuk dimanfaatkan siswa
secara mandiri, dan Guru hanya berperan sebagai fasilitator sehingga yang
diharapkan berperan aktif dalam mempelajari materi yang ada dalam LKS adalah
siswa. Jika desain LKS yang kita kembangkan terlalu rumit bagi siswa, maka
siswa akan kesulitan dalam memahami LKS. Berikut ini beberapa batasan yang bisa
dipakai untuk menentukan desain LKS.
1. Ukuran. Gunakan ukuran yang dapat
mengakomodasi kebutuhan instruksional yang telah ditetapkan. Misalnya jika
menginginkan siswa untuk mampu membuat bagan alur, maka ukuran LKS sebaiknya A4
agar siswa cukup ruang dan leluasa untuk membuat bagan.
2. Kepadatan halaman. Usahakan agar halaman
tidak terlalu dipadati dengan tulisan. Halaman yang terlalu padat akan
mengakibatkan siswa sulit memfokuskan perhatian. Di samping itu,
pengorganisasian halaman juga perlu diperhatikan. Jika siswa sulit menentukan
mana judul dan mana subjudul dari materi yang diberikan dalam LKS, hal ini akan
menimbulkan kesulitan siswa untuk memahami materi secara keseluruhan. Hal ini
bisa ditanggulangi dengan memanfaatkan penggunaan huruf besar atau penomoran.
Sebaiknya pemilihan pola penulisan ini harus konsisten.
3. Kejelasan. Pastikan bahwa materi dan
instruksi yang diebrikan dalam LKS dapat dengan jelas dibaca siswa. Sesempurna
apa pun materi yang kita persiapkan tetapi jika siswa tidak dapat membacanya
dengan jelas, maka LKS tidak akan memberikan hasil yang optimal.
E.Macam-Macam LKS
Ada dua macam lembar kerja siswa (LKS) yang
dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah.
1.Lembar Kerja Siswa Tak Berstruktur.
Lembar kerja siswa tak berstruktur adalah
lembaran yang berisi sarana untuk materi pelajaran, sebagai alat bantu kegiatan
peserta didik yang dipakai untuk menyampaiakn pelajaran. LKS merupakan alat
bantu mengajar yang dapat dipakai untuk mempercepat pembelajaran, memberi
dorongan belajar pada tiap individu, berisi sedikit petunjuk, tertulis atau
lisan untuk mengarahkan kerja pada peserta didik.
Contoh:
a). Lembaran yang memuat suatu kelompok
data dan sajiannya berupa grafik yang dikutip dari media masa dan dapat
dimanfaatkan guru dalam membahas materi yang relevan dalam statistik.
b). Lembaran berupa kertas bertitik, kertas
berpetak atau kertas milimeter.
2.Lembar Kerja Siswa Berstruktur.
Lembar kerja siswa berstruktur memuat
informasi, contoh dan tugas-tugas. LKS ini dirancang untuk membimbing peserta
didik dalam satu program kerja atau mata pelajaran, dengan sedikit atau sama
sekali tanpa bantuan pembimbing untuk mencapai sasaran pembelajaran. Pada LKS
telah disusun petunjuk dan pengarahannya, LKS ini tidak dapat menggantikan
peran guru dalam kelas. Guru tetap mengawasi kelas, memberi semangat dan
dorongan belajar dan memberi bimbingan pada setiap siswa. (Indrianto,
1998:14-17).
Rumaharto (dalam Hartati, 2002:22)
menyebutkan bahwa LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi dan
didaktik. Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan
dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan
kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti
oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya
bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif
Lembar kerja dapat digunakan sebagai
pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri, percaya diri, disiplin,
bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS dalam kegiatan belajar
mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman konsep (menyampaikan konsep
baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep).
Pemanfaatan lembar kerja pada tahap pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan
untuk mempelajari suatu topik dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang
topik yang telah dipelajari pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep (TIM
PPPG Matematika dalam Rahmawati, 2006:27).
F.Prosedur Pengembangan LKS
Ada empat langkah dalam mengembangkan LKS,
yaitu:
1. Penentuan tujuan instruksional.
Penentuan tujuan mestinya dimulai dengan
melakukan analisis siswa, yaitu mengenali siapa siswa kita, perilaku awal dan
karekteristik awal yang dimiliki siswa. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh
peta tentang kompetensi yang telah dan akan dicapai siswa, baik kompetensi umum
maupun kompetensi khusus. Kedua kompetensi ini jika dirumuskan kembali dengan
kaidah-kaidah yang berlaku, akan menjadi tujuan pembelajaran umum dan tujuan
pembelajaran khusus. Kaidah yang berlaku antara lain dengan melengkapi pola
ABDC (Audience, Behavior, Condition, Degree). Tujuan pembelajaran ditulis untuk
menunjukkan apa yang harus mampu dilakukan oleh seorang siswa yang berhasil
belajar dengan baik, atau kompetensi yang akan dicapai siswa setelah melalui
proses belajar. Dengan demikian kita harus menuliskan tujuan pembelajaran
menggunakan kata kerja operasional, dan menghindari kata kerja yang tidak jelas
seperti; memahami, mengenal, menguasai, menyadari. dll. Tujuan pembelajaran yang
baik akan memandu kita dalam memilih topik pembelajaran, menyusun strategi
pembelajaran, memilih media dan metode pembelajaran, serta mengembangkan alat
evaluasi hasil belajar.
2. Pengumpulan materi.
Tentukan materi dan tugas yang akan dimuat
dalam LKS dan pastikan pilihan ini sejalan dengan tujuan instruksional.
Kumpulkan bahan/materi dan buat rincian tugas yang harus dilaksanakan siswa.
Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan sendiri atau memanfaatkan
meteri yang sudah tersedia (menyusun).
3. Penyusunan elemen. Elemen LKS setidaknya
ada unsur Materi, Tugas dan Latihan. Tugas yang sebaiknya terdapat dalam LKS
adalah:
□ Baca materi yang ada dalam LKS!
□ Garis bawahi kata/kalimat yang
menurut anda penting!
□ Buat ringkasan pada tempat yang telah
disediakan!
□ Tulis paling sedikit lima pertanyaan pada
kotak yang sudah disediakan!
□ Baca kembali materi sambil menjawab
pertanyaan yang anda buat!
□ Tulis jawaban pada tempat yang sudah
disediakan!
□ Jawab soal yang diberikan dalam Latihan!
4. Cek dan penyempurnaan.
Ada empat variabel yang harus dilihat
sebelum LKS dapat dibagikan kepada siswa, yaitu:
□ Kesesuaian desain dengan tujuan
instruksional.
□ Kesesuaian materi dengan tujuan
instruksional.
□ Kesesuaian elemen dengan tujuan
instruksional. Pastikan bahwa tugas dan latihan yang diberikan menunjang
pencapaian tujuan intruksional.
□ Kejelasan penyampaian, meliputi
keterbacaan, keterpahaman dan kecukupan ruang untuk mengejakan tugas.
Untuk langkah penyempurnaan, mintalah
komentar siswa, kemudian lakukan evaluasi dan perbaikan seperlunya.
G. Pengembangan LKS
LKS dikembangkan berdasarkan teori belajar
yang dirujuk.LKS dapat dikembangkan berdasarkan:Teori Behavioristik, Teori
Konstruktivistik, dan Teori Psikologi Sosial.
1. LKS Berbasis Teori Behavioristik
ØUpaya untuk meningkatkan hubungan antara
stimulus dan respon.
ØLebih banyak bersifat latihan-latihan
berulang (drill).
ØSangat bermanfaat untuk peningkatan
kemampuan basic skills.
2. LKS Berbasis Teori Konstruktivistik
ØUpaya untuk meningkatkan insight.
ØLebih banyak bersifat problem solving dan
mengembangkan kreativitas.
ØSangat bermanfaat untuk peningkatan
kemampuan HOTS (High Order Thinking Skills)
3. LKS Berbasis Teori Psikologi Sosial
ØUpaya untuk meningkatkan pencapaian tujuan
bersama.
ØLebih banyak bersifat latihan-latihan
berulang (drill) secara bersama.
ØSangat bermanfaat untuk peningkatan
kemampuan basic skills khususnya pada siswa lambat belajar.
0 Komentar
Silahkan berkomentar :)