QR Code Ide penulis |
Penggunaan scanner digital untuk mengidentifikasi kode sudah sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari mulai dari mal, supermarket, hingga perpustakaan. Bar code merupakan salah satu scanner digital yang biasa digunakan untuk mengidentifikasi kode pada bar code pada objek. Bar code memiliki keunggulan yaitu mampu memuat berbagai jenis informasi mulai dari jenis barang, harga, atau bahkan identitas diri kita. Sayangnya bar code yang biasa digunakan untuk pertokoan dan perkantoran memiliki kemampuan bar code menyimpan data yang kecil, dengan kemampuan maksimal menyimpan data hanya 20 digit. bar code juga akan semakin panjang semakin jika banyak data yang disimpan. Hal ini tentunya kurang efisien.
Permintaan pasar saat ini adalah sebuah bar code yang mampu menyimpan lebih banyak data dan informasi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan jumlah informasi yang disimpan oleh bar code, mulai dari meningkatkan jumlah digit bar code sampai meletakkan beberapa bar code (stacked bar code). Namun, perbaikan ini masih menimbulkan beberapa masalah seperti memperbesar area bar code, operasi memindai yang lebih rumit, dan juga biaya pencetakan makin meningkat.
Kode 2D menjawab berbagai permasalahan tersebut.
Kode 2D adalah pengembangan dari metode stacked bar code, dengan meningkatkan kepadatan informasi menggunakan metode matriks. Kode 2D ini akhirnya disebut dangan “QR Code” . “QR Code” adalah sebuah kode matriks 2 dimensi yang dibuat dan dikembangkan oleh perusahaan Jepang Denso Wave pada tahun 1994. Kata QR, kependekan dari quick response, sesuai artinya quick response digunakan untuk menyampaikan informasi dan mendapatkan respon dengan cepat. Di negara asalnya, “QR Code” sangat populer. Hampir seluruh perusahaan komersil di negara tersebut menggunakan “QR Code” sebagai ganti bar code. “QR Code” berisi informasi baik dalam arah vertikal maupun horizontal, sedangkan bar code berisi data hanya pada satu arah saja. Karena itu “QR Code” memuat volume informasi jauh lebih besar dari bar code.
Perbedaan 2D code dan bar code |
“QR Code” mampu menyimpan semua jenis data, mulai dari karakter abjad, angka, Kanji, Kana, Hiragana, simbol, biner, dan kode kontrol. Sampai dengan 7.089 karakter dapat dikodekan dalam satu simbol, sementara bar code konvensional hanya mampu menyimpan maksimal 20 digit. “QR Code” mampu mengkodekan jumlah data yang sama hingga sepersepuluh dibandingkan ruang bar code. “QR Code” lebih praktis sebab tidak membutuhkan ruang yang besar dan efisien sebab mempunyai kemampuan koreksi kesalahan otomatis sehingga data dapat dibaca walau simbol kotor maupun rusak. Tingkat koreksi kesalahan pada “QR Code” adalah sebagai berikut.
- Level L : 7% kesalahan dapat dikoreksi
- Level M : 15% kesalahan dapat dikoreksi
- Level Q : 25% kesalahan dapat dikoreksi
- Level H : 30% kesalahan dapat dikoreksi
Sejak “QR Code” diluncurkan sudah terdapat 40 versi dengan penambahan 4 isi sel tiap versinya. Versi pertama terdiri dari 21 x 21 sel tanpa alignment pattern dan versi 40 terdiri dari 177 x 177 sel dengan alignment pattern. Alignment pattern digunakan untuk mengkoreksi kemiringan simbol “QR Code” .
Awal mulanya “QR Code” digunakan perusahaan-perusahaan tertentu untuk aktivitas pemasaran dan promosi. Saat ini, “QR Code” digunakan dalam konteks yang lebih luas. “QR Code” juga digunakan untuk menyimpan informasi personal seperti data pada kartu pengenal, SIM, hingga bussiness card. “QR Code” seolah-olah menjadi hardlink atau hyperlink fisik yang menghubungkan dunia fisik dengan dunia maya, antara konten offline dengan online. Sejumlah media cetak seperti koran dan majalah telah memanfaatkan “QR Code” untuk menyimpan URL konten dari situsnya. Di Indonesia, koran Kompas cetak menjadi pelopor penggunaan “QR Code” . Kompas menggunakan “QR Code” pada beberapa artikel beritanya. Jika “QR Code” tersebut di-scan maka akan termuat URL atau alamat situs yang berisi berita terkait.
Bila Anda tertarik dengan “QR Code” , Anda dapat dengan mudah membuat “QR Code” dengan kreasi anda sendiri. Anda dapat mengunjungi situs http://qrcode.kaywa.com/. Di sini anda dapat mengkodekan alamat website, teks, pesan sms, nomer telepon, dan lain-lain. Setelah Anda klik tombol generate maka akan muncul simbol “QR Code” dari data yang anda inputkan. Bagi Anda yang tidak selalu online, Anda dapat mendownload software “QR Code” di alamat http://download.touchupsoft.com/XRenQRCode.exe. Untuk membaca “QR Code” selain dapat menggunakan software XRen QRCode, anda juga bisa menggunakan ponsel yang berkamera. Beberapa ponsel seperti Nokia tipe N dan E mempunyai QR Reader yang sudah tersedia (pre-installed). Namun bagi Anda yang tidak mempunyai ponsel tipe tersebut, jangan buru-buru kecewa sebab dengan ponsel kamera dan akses internet, Anda dapat men-download sofware QR Reader. Melalui web browser ponsel Anda, ketik www.i-nigma.mobi/ maka secara otomatis “QR Code” akan terinstal. Cara menggunakannya cukup mudah, setelah sofware i-nigma Anda buka, sorotlah sebuah simbol “QR Code” dengan kamera ponsel anda , maka setelah proses decoding selesai Anda akan bias membaca kode yang tersimpan. Mudah khan?!! Selamat mencoba!!!
5 Komentar
Gan apakah qr code bisa diperoleh secara bebas
BalasHapusbebas
HapusQR code gratis gan.. tidak diperjual belikan.. absolutely free
BalasHapusbenar sekali, meski masih banyak sekali barcode yang menggunakan sistem barcode 1D, saat ini hampir semua sudah berpindah ke 2D barcode, termasuk bracode scanner sebagai reader barcode tersebut.
BalasHapusMantap, thanks Gan... kunjungi situs ane Niagain.com
BalasHapusSilahkan berkomentar :)